Sabtu, 26 April 2014

Aku harap aku yang terakhir


Terpikir olehku kenapa aku bisa seperti ini, kini aku hanya seorang yang terlihat lemah dan tak berdaya seperti zombie yang mengerikan. Diriku telah menjadi Zombigaret , setiap orang sangat jijik untuk melihat diriku yang sekarang. Pikiranku melayang kembali ke masa lalu dimana saat aku mengabiskan masa remajaku dengan teman-teman sekolahku dengan sebuah benda yang membuat hidupku menjadi mengerikan yaitu ROKOK. Aku sangat menyesal , Kenapa ini harus terjadi kepadaku? Waktu itu aku masih SMA berawal dimana masa yang dibilang masa menuju dewasa saat itu pergaulanku sangat bebas hingga aku bergabung dengan suatu kelompok dimana aku bisa menyalurkan asprasiku. Disaat aku sedang frustasi disinilah tempatku datang untuk bercerita dan berbagi, hingga aku ikut mereka menghisap rokok. Mereka bilang menghisap rokok dapat melupakan masalah, awalnya aku selalu menolah karena aku berpendirian untuk tidak pernah merokok. Namun semakin lama mereka menjauhiku dan tidak mau ikut bergabung denganku, jika aku tetap tidak merokok tidak ada yang menemaniku lagi. Dari situ aku selalu terbayang dan aku pergi ke watung membeli sebatang rokok dan mencoba menghisapnya. Saat pertama aku mencoba aku langsung batuk-batuk ringan dan merasa tak nyaman tetapi aku terus mencoba dan lama-kelamaan aku terbiasa bahkan menikmatinya dan sejak itu aku bisa bergabung lagi dengan mereka.

Kini aku telah kuliah dan selalu dengan kebiasaan merokok saat aku stress dengan tumpukan tugas kuliah bahkan sebelum aku tidur. Suatu hari aku mendapatkan tugas praktik untuk meneliti kandungan zat dalam rokok dan dampaknya, aku menganggap tugas ini mudah karena aku adalah seorang perokok tapi ternyata tugas yang telah aku buat tidak seperti yang diharapkan oleh dosen karena aku merasa dampak rokok tidak terlalu berbahaya bagi kehidupan , mungkin hanya membuat seseorang menjadi batuk-batuk atau cepat tua. Hingga beberapa kali argument yang telah aku buat saat itu banyak disalahkan dan dosen saya  tau saya seorang perokok aktif , sehingga beliau mengatakan saya harus berhenti merokok karena itu dampaknya sangat berbahaya bagi kesehatan. Namun aku tidak menghiraukan nasehat beliau . Aku sangat tertekan karena tugas ini merupakan tugas prasyarat untuk mengambil skripsi tetapi aku tidak menyelesaikannya namun dosen masih memberikan kesempatan untuk memperbaiki namun aku tetap dengan pendirianku. Sampai tugas itu selesai aku sangat frustasi dan aku malah menjadi semakin gila untuk merokok hingga menghabiskan satu pack rokok dalam satu hari untuk menenangkan kondisiku.


Beberapa minggu kemudian aku merasakan ada yang mengganjal didalam mulutku gusi, lidah dan bibirku seperti membengkak dan tercium bau yang sangat tak mengenakkan serta badanku terasa lemas. Aku mencoba membeli obat kumur karena aku kira ini cuma bau mulut dan gusi ku bengkak karena panas dalam. Tapi keadaannya semakin parah aku selalu mengeluarkan darah dari mulutku dan banyak sariawan di lidah dan bibir yang sudah lama tak sembuh bahkan ada benjolan dileher. Hingga aku mencoba untuk mengecheck ke dokter spesialis mulut. Aku begitu kaget saat dokter mengatakan aku terserang kanker mulut yang begitu parah. Dokter langsung mengambil tindakan untuk segera melakukan Kemoterapi karena sudah menyebar ke tenggorokan , jika didiamkan maka aku akan terkena kanker tenggorokan juga. Tubuhku sekarang menjadi sangat kurus, rambut rontok, mulutku bengkak dan terus mengalami pendarahan sehingga aku sangat sulit untuk makan makanan yang padat. Semakin lama penderitaanku semakin parah, sel-sel kanker ini sangat ganas dan susah untuk dihilangkan. Wajahku tampak kusam dan mengerikan mirip sekali dengan zombie. Sekarang aku sangat menyesal dan merasa bersalah sekali dengan dosen yang memberikanku nasihat waktu itu. Aku terbaring lemah di rumah sakit ini , hanya keluarga yang menemani dan mereka teman yang menjerumuskan aku sudah tidak memperdulikanku lagi. Aku berharap semoga orang lain tidak menderita seperti diriku dan aku menjadi orang terakhir menyesal karena hanya sebuah rokok yang membunuh ini.


-Christian Hadi-